Review Pacific Rim: Uprising (2018) [ID]

Jake Pentecost, son of Stacker Pentecost, reunites with Mako Mori to lead a new generation of Jaeger pilots, including rival Lambert and 15-year-old hacker Amara, against a new Kaiju threat.

Director: Steven S. DeKnight
Writers: Steven S. DeKnight, Emily Carmichael »
Stars: John Boyega, Scott Eastwood, Cailee Spaeny »


Sepuluh tahun setelah kejadian Pacific Rim, warga bumi hidup tenang dan nyaman dengan membangun kembali yang runtuh, dan sebagian hidup di tengah reruntuhan masa lalu. Jake Pentecost yang merupakan putra dari sang legenda, Jendral Stacker Pentecost, memilih hidup dengan caranya sendiri yang jauh dari kehidupan militer. Pertemuannya dengan Amara, gadis cilik yang mampu membuat Jaeger (robot raksasa) merubah segalanya. Jake terpaksa kembali ke kehidupan lamanya untuk melatih para kadet Jaeger. Sementara di pihak lain, Shao Industry, pimpinan Liwen, berupaya untuk membuat Jaeger yang mampu dikemudikan dari jarak jauh. Di saat manusia bumi sibuk dengan urusannya, mereka tidak menyadari akan ancaman dari monster raksasa, “Kaiju”.

Kita tahu persis apa yang akan ditawarkan filmnya, tentu saja aksi para robot raksasa melawan Kaiju. Dengan pencapaian visual yang mengesankan, pertarungan robot vs Kaiju bisa disajikan dengan realistik. Tentu saja ini bakal menghibur penonton kebanyakan dan penikmat seri pertamanya. Namun, hal yang mengejutkan adalah pada separuh awal filmnya, plotnya tidak lantas begitu saja mengumbar adegan aksi. Proses awal cerita berjalan menarik dengan memperkenalkan dua tokoh baru yang dimainkan oleh John Boyega dan Cailee Spaeny dengan sangat baik. Sementara paruh kedua hingga klimaks filmnya sudah tak banyak lagi kejutan, seperti film aksi sejenis kebanyakan. Hanya saja, lokasi di Tokyo membuatnya menarik dan juga sebagai tribute karena di sinilah asal muasal film monster raksasa, dan bahkan satu robot raksasa ikonik anime ditampilkan dalam satu adegan.


Kedua pemain utamanya memang amat menonjol di film ini. Dengan aksen aslinya (Inggris), Boyega bisa keluar dari perannya di seri Star Wars yang mempopulerkan dirinya. Sementara yang mengejutkan, Spaeny ternyata adalah penyanyi serta aktris debutan yang baru kali ini bermain dalam film panjang. Scott Eastwood yang wajahnya mirip sang ayah, rupanya karirnya mulai menanjak, namun ia di sini masih bermain dalam peran tipikalnya yang tak banyak menguras akting. Sementara beberapa bintang Tiongkok, dimotori si cantik Jin Tian, bakal menarik penonton lokal untuk membanjiri bioskop. Tak hanya pemain, lokasi cerita pun sebagian di sana. Strategi marketing yang efektif untuk target penonton Tiongkok yang kini sudah jamak dilakukan film-film besar produksi Hollywood.

Pacific Rim Uprising menawarkan apa yang ditawarkan film pertamanya dengan beberapa sedikit kejutan. Penonton yang menyukai seri pertama jelas bakal menikmati film ini. Film ini jelas tidak buruk dan cukup menghibur tanpa banyak mengambil resiko untuk sekuelnya kelak. Entah kurang menyimak, namun saya kehilangan tokoh utama film pertamanya, Raleigh Becket. Tak ada penjelasan, ke mana sosok penting ini sepanjang filmnya? Satu hal yang saya tahu, sang aktor Charlie Hunnam tak ikut dalam produksi film ini karena bentrok jadwal syutingnya. Sekuelnya mungkin?

Review Pacific Rim: Uprising (2018) [ID] Review Pacific Rim: Uprising (2018) [ID] Reviewed by tmv31 on 5/21/2018 09:10:00 AM Rating: 5

ke Pentecost yang merupakan putra dari sang legenda, Jendral Stacker Pentecost, memilih hidup dengan caranya sendiri yang jauh dari kehidupan militer.

Tidak ada komentar:

no spam or will be deleted

Diberdayakan oleh Blogger.